Wednesday, January 4, 2012

YOKOSO JAPAN! (part 7)

SNAPSHOT SHIBUYA - HARAJUKU


Sehabis terbata-bata menyebrangi Shibuya-cross, kita lanjut jalan lagi. Menyusuri jalanan Shibuya sampe tembus Harajuku. Yuk mari langsung poto-potonya aja yaa....






 Bus Hachiko... unyu unyu yaaa


 Pekerja disana tertib pake seragam



Ditengah-tengah Shibuya, gue nemu Lomography official-store. Asik..ga pake lama langsung masuk buat poto-poto. Dalemnya seru abis, 2 lantai lagi...banyak lomo yang aneh-aneh.























Lanjutttt jalan...... :p








Nah uda sampe di Harajuku ...











Makan nasi curry di Harajuku :

Kenapa gue kasi kolom khusus padahal cuma makan aja pake dibahas? ya soalnya workflow makan di Jepang ternyata beda..hahaha. Disini pegawai suatu resto cuma dikit. Jadi mau ga mau, pembeli harus membantu kelancaran si-pegawai tersebut. Pembeli disini 'cuma' setengah Raja, padahal kalo di Indonesa pembeli adalah Raja nomer wahid. 

Flowchart kalo makan di resto Indonesia : Dateng rame-rame --> Ngeluarin segala gadget yg ada di meja makan --> angkat jari --> pelayan dateng --> pesen, sambil kalo mbaknya cantik digoda-goda dikit --> nunggu makanan, biasanya kekosongan ini diisi dengan minta asbak --> makanan dateng --> makan dengan brutal --> Uda kenyang, langsung rokokan --> bercanda sampe batas waktu yang tidak ditentukan --> angkat jari lagi, minta bill --> taro uang --> trus pulang. SANGAT RAJA BUKAN ?! :D

Flowchart makan di resto Jepang :
Masuk resto --> liat menu --> langsung ke pelayan pesen --> antri (model antri yang di Hoka-Hoka Bento) --> Bayar di kasir (masih seperti yang di HokaHoka Bento) --> cari duduk --> makan --> ambil teh ocha sendiri (free flow) --> abis makan piring harus dibalikin ke tempat yang sudah ditentukan --> pulang.


 Liat menu, trus pesen.. persis kayak di Hoka-Hoka Bento




Tadaaaa...ini curry-nya. Menggugah selera bukan? Oya untuk rasa, hampir sama kayak resto-resto jepang yang ada di Indonesa. Jadi jangan khawatir, buat kamu yang ga bisa travel ke Jepang, cukup ke Hanamasa, Sushi-tei, Yoshinoya, HokBen, dll rasanya sama aja kok! hehehehe....


Nah ini perhatikan panah dibawah ini...disitulah kita harus ngembaliin piring-piringnya...




Pengamen di Ikkebukuro

Setelah kita jalan-jalan dari Shibuya-Harajuku, kita balik ke hotel di Ikkebukuro.  Nah waktu perjalanan balik, nemu pengamen-pengamen yang trendy. Knpa trendy? yang jelas mereka gak berpenampilan alay seperti pengamen-pengamen di jalanan Indonesa. Yang lebih penting lagi, mereka modal buat ngamen. Coba liat amplinya aja Roland Cube portable, kalo ga salah sih harganya di Melodia 500rb keatas. 





1 comment:

  1. Tokyo memang sekeren di cerita² :)
    btw FYI, penyanyi-musisi Jpop Yui Yoshioka dulunya juga street performer kyk di video itu :)

    ReplyDelete